pinguin's Blog

Pinguin's adalah blog untuk berbagi inormasi baik dalam hal teknologi, pengembangan diri dan juga canda tawa

Elektro 09 Luar biasa

Sekumpulan Anak anak elektro yang siap membawa perubahan buat negara ini menjadi lebih baik

Karya Kita

Kerja sama antar mahasiswa Elektro dengan POLDA membuat alat pull-up counter.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday, October 31, 2011

Karena Alloh Menyayangimu

"Allahumma'jurni fii mushibatii wa akhlif lii khiran minhaa.."

Aku belum beranjak dari sajadahku. Pun kedua tanganku masih rapat menengadah pilu. Bernafas sehabis menyelam dalam syahdunya raka'at qiyamul lail yang baru selesai kutunai. Dan kini lisanku berulang memanjatkan do'a yang pernah dilantunkan Ummu Salamah radhiyallahu 'anha berabad-abad lalu. Seiring aliran bulir bening yang mulai membasahi bagian depan mukena putihku.

"Allahumma'jurni fii mushibatii wa akhlif lii khairan minhaa.."

***

Pagi itu langit berhias mendung. Tapi cuaca di luar tak lantas membuatku murung. Justru sebaliknya, rautku begitu cerah. Secerah perasaanku yang tengah dipenuhi kuncup bunga, dan sebentar lagi akan segera merekah. Itu harapku.
Kukenakan jilbab 'raksasa'ku yang bagian bawahnya hampir menyentuh lutut. Warnanya senada dengan gamis panjang yang kini melekat di tubuhku. Biru donker. Tak lupa kaus kaki yang serupa dengan warna mansetnya. Biru muda. Semuanya polos. Sepolos wajahku yang tak dibumbui polesan apapun. Hanya ada bekas wudhu dhuha tadi.
"Sudah siap, Nak?", tanya ummi yang sedari tadi tak kusadari sedang memperhatikanku dari pintu kamar.
"Iya, Mi.", jawabku singkat sambil tersenyum agak malu.
Ummi balas tersenyum.
"Yo wes, tunggu saja. Mungkin sebentar lagi mereka sampai.", lanjut Ummi.
Aku mengangguk.
Ya, hari itu akan ada proses nazhar (melihat calon suami/istri) di rumah kami. Sesuai janji, rombongan pihak laki-laki akan tiba di kediaman pukul sembilan pagi itu. Dan benar saja, tak lama kemudian sebuah mobil sedan hitam terlihat parkir di halaman rumah kami. Itu mereka.
Setelah 'berbasa-basi' hingga suasana mulai menghangat, tibalah saatnya aku keluar kamar menuju ruang tamu.
Tersipu, berdebar, gemetar, serasa tak karuan. Tapi kucoba menata perasaan agar nampak lebih tenang. Kulihat sekilas, ada empat orang laki-laki bersahaja yang duduk berhadapan dengan orang tuaku. Belakangan aku tahu, ada 'calon'ku, murabbi, dan dua orang teman sehalaqahnya. Itu merupakan 'kunjungan' mereka yang kedua.
Pembicaraan inti pun dimulai. Dan kami -aku dan si calon- dipersilakan untuk saling melihat satu sama lain. Satu detik. Dua detik. Wush! Ya, hanya dua detik kami saling tatap. Tak Lebih. Dua detik yang terasa aneh. Dua detik yang begitu menghujam perasaan. Dua detik yang kian menambatkan keyakinan.
Seketika kugenggam tangan kanan Ummi yang duduk di sebelahku, menenangkan hati.
Diluar dugaan. Sebelum kegaduhan hatiku reda, murabbi si ikhwan  itu melontarkan pernyataan yang membuat kaget kedua orang tuaku. Pun aku tentunya, lebih dari kaget.
"Kedatangan kami hari ini..", ujarnya memulai "..tidak hanya sekedar untuk proses nazhar seperti rencana awal. Tapi juga sekaligus mengkhitbah. Maka dengan ini saya mewakili mutarabbi saya, saudara yang sangat saya cintai ini melamar puteri Bapak untuk dipersuntingnya. Maaf kalau hal ini membuat terkejut. Tapi rupanya saudara saya ini hatinya sudah mantap dan tidak ingin berlama-lama lagi."
Ummi dan abi saling berpandangan beberapa detik.
"Sebuah kehormatan bagi kami atas niat yang begitu baik dari Ananda sekalian. Soal keterkejutan, rasanya tidak santun jika ianya dibesar-besarkan. Tapi untuk hak jawab ini kami serahkan sepenuhnya kepada puteri kami.", papar abiku kemudian, seperti tak tersirat ketegangan disana.
Ruangan hening sejenak. Semua seolah tak bernafas menanti kata-kata apa yang akan keluar dari mulutku.
"Sebelum saya berikan jawaban..", ucapku "..saya ingin tau satu hal. Kita belum pernah kenal sebelumnya. Dan Akhi tau, usia saya belum genap sembilan belas tahun. Jangankan gelar, kuliah aja belum. Pun soal ilmu, saya tak ada seujung kuku. Sedang di luar sana mungkin banyak akhwat yang lebih pantas, yang begitu gelisah menanti datangnya pinangan yang tak kunjung tiba. Lantas, kenapa Akhi memilih saya?", tanyaku menyelidik.
Sesaat kemudian terdengar suara penuh wibawa itu berlontar.
"Urusan saya disini adalah menikah. Tidak jadi masalah besar dengan siapa. Tak peduli ia gadis ataupun janda. Jelita atau buruk rupa. Tidak penting ia miskin atau kaya. Tidak juga melihat apa pendidikan terakhirnya. Karena dasarnya sudah jelas, agama dan akhlaq sejatinya. Urusan saya disini adalah menikah. Dan saya ingin dapatkan jawaban itu hari ini. Bukannya tergesa-gesa. Tapi saya hanya ingin menyegerakan apa yang memang seharusnya disegerakan. Saya bisa saja menyuruh Anti  menunggu saya hingga saya diwisuda akhir tahun ini. Tapi bagi saya, tak ada pilihan untuk menanti atau dinanti. Karena dalam masa penantian itu pasti ada banyak celah syaithan yang akan membengkokkan kebeningan niat dan hati. Urusan saya disini adalah menikah. Jadi ini persoalan keyakinan. Hasil dari istikharah panjang. Dan saya tegaskan, bukan saya yang memilih Anti. Melainkan Yang Maha Memberi. Dia lah Yang telah memberikan keyakinan pada saya dan memudahkan semuanya. Hingga akhirnya saya bisa sampai di rumah ini.", urainya panjang.
Dalam hatiku bergemuruh.
Ikhwan ini...
Aku berunding sesaat oleh kedua orang tuaku. Kemudian kuberikan jawaban sesuai hasil istikharah pula di hari-hari kemarin.
"Bismillah, saya terima lamarannya tanpa syarat apapun."
"Alhamdulillah..", sontak keempat lelaki itu berujar syukur serentak. Seolah keempatnya baru saja diterima pinangannya bersamaan. Lalu secara bergantian ketiga pengantarnya itu memeluk calon suamiku. Ya, calon suamiku.
Setelah itu sesi pengajuan mahar.  Mahar yang tentunya tidak memberatkan. Perihal tanggal akad nikah, menyusul kemudian.
Setelah tamu-tamu 'barakah' itu pulang, ummi memelukku erat. Terlihat matanya berkaca-kaca. Haru. Menjadikanku tak jua bisa menahan air mata. Kami menumpahkan gejolak jiwa bersama dalam diam. Tanpa kekata. Tanpa bicara.

Rasanya seperti ada yang melayang dalam tubuhku. Aku merasa kini telah menemukan pelabuhan untuk jiwaku yang begitu merindu kesempurnaan separuh diin. Aku merasa tak lama lagi akan segera punya teman hidup untuk melengkapi ketaqwaan padaNya. Kalimat tahmid tak henti kuucap.

Selepas shalat 'ashar -beberapa jam setelah kepulangan rombongan ikhwan-ikhwan itu- handphoneku menjerit, tanda panggilan masuk. Aku yang ketika itu sedang tilawah surat al kahfi tidak terlalu mempedulikannya. Hingga bunyinya terhenti sendiri. Namun tak lama, terdengar berdering kembali. Kuhentikan bacaan qur'anku. Sejurus nampak di layar handphone, "Mbak Hafshah". Murabbiyahku ternyata! Segera kuangkat dan mengucap salam.
"Wa'alaykumussalam warahmatullah.. Dek?", sapa suara di seberang.
"Iya, Mbak. 'afwan baru diangkat. Ada apa ya, Mbak?"
"Kamu sudah dengar berita itu?", mbak Hafshah balik bertanya.
"Berita apa, Mbak? Oiya, Mbak udah tau kabar gembira hari ini? Tentang proses lamaranku tadi pagi.. Mbak Hafshah pasti seneng dengernya.", tubiku tanpa jeda.
Tak ada jawaban. Agak lama.
"Mbak kenapa diam aja? Ada yang salah ya dari kata-kataku tadi? Ada apa, Mbak?", tanyaku lagi.
Perempuan yang usianya tujuh tahun lebih tua dariku itu terdengar menghela nafas. Seperti ada sesuatu yang berat yang ingin disampaikannya.
"Mbak mau tanya dulu..", ujarnya "..kita ini milik siapa, Dek?"
"Milik Allah.", jawabku sambil mengerutkan dahi.
"Tepat!", sontaknya.
"Terus kenapa, Mbak?"
"Dek.. Soal lamaranmu tadi pagi. Mbak tau sekarang dirimu sedang berbahagia. Mbak tau kamu sedang mempersiapkan diri menyambut masa-masa indah itu. Tapi mbak juga tau, karena Allah menyayangimu, Dindaku.. Maka Dia ingin menunjukkan kasih sayangNya itu, tapi dengan cara yang mungkin kurang Engkau suka."
Aku semakin tidak mengerti arah pembicaraan mbak Hafshah.
"Mbak, to the point aja ya. Aku gak ngerti nih.."
"Tadi sepulang rombongan ikhwan-ikhwan itu dari rumahmu, mushibah itu terjadi, Dek. Mereka kecelakaan di tikungan dekat rumah sakit. Tabrakan sama mobil lain. Semuanya luka serius. Hanya calon suamimu yang gak ngelurin darah sedikitpun. Tapi beliau pingsan saat itu.."
Rautku berubah pasi. Begitu banyak pertanyaan bergumul di benakku. Namun tak ada yang mampu kulontarkan. Aku masih menunggu kata-kata mbak Hafshah.
"Tapi.. baru beberapa menit sampai di ruang UGD, dokternya bilang...", suara mbak Hafshah terhenti.
"Bilang apa, Mbak?", tanyaku setengah tak sabar.
"Calon suamimu sudah diambil sama Yang Punya, Dek."
Deg!!
"Maksudnya.. meninggal, Mbak??"
"Iya, Dek. Beliau sudah kembali ke Pemiliknya. Yang sabar, Dek.. Mbak tau ini berat. Sampai-sampai pihak ikhwan gak berani ngasih tau langsung. Makanya Mbak yang bilang. Tapi Mbak yakin, karena Allah menyayangimu. Allah menyayangimu, Dek.. 'afwan, Mbak nyampeinnya lewat telpon. Mbak masih di jalan menuju rumahmu. Tuggu, Mbak sebentar lagi sampe sana. Ingat Allah, Sayang.. sebut namaNya.."
Tut tut tut.
Kumatikan handphone sebelum pembicaraan itu usai.
Kedua tanganku bergetar. Bibirku gemetar. Gigiku gemeretak. Wajahku panas. Kakiku melemas. Aku seolah kehilangan keseimbangan. Antara sadar dan tidak, aku ber-istirja'  lirih.
"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'uun.."
Dadaku sesak. Telingaku serasa ingin pecah. Dan tanpa kusadari, pipiku telah basah.

***

...Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui segala isi hati. (QS Ali Imran:154)

Dia. Seorang lelaki yang begitu pemberani mengungkapkan keinginan nuraninya untuk menyempunakan separuh diin, dengan segala keterbatasan ma'isyah. Dia sosok pemuda sejati yang tak memintaku menanti. Dia yang akhlaq dan agamanya sungguh kuridhai. Dia yang telah melafalkan kalimat barakah di rumahku untuk pertama kali. Dia yang seorang hafidz. Dia yang membuatku beristikharah tanpa henti selama satu setengah bulan ini..
Dia. Yang kini mungkin tengah menerima janji Allah, bahwa akan ada bidadari suci nan cantik bermata jeli untuk yang shalih lagi bertaqwa. Seperti dirinya. Semoga.

Dan Allah.. ini membuatku semakin cinta kepadaMu. Kian merindu perjumpaan denganMu.

"Allahumma'jurni fii mushibatii wa akhliflii khairan minhaa.."
"Ya Allah, berikan aku pahala karena mushibah yang menimpaku ini dan berilah aku ganti dengan yang lebih baik daripadanya.."






Bumi Allah,
Aku yang tengah diuji


Afa El Qobumi


By: Fahita Amalia

Tentang Penelitian


Penelitian atau riset adalah upaya memperkaya khasanah pengetahuan dalam bidang ilmu tertentu yang dilakukan menurut metodologi ilmiah yang obyektif. Dengan demikian dalam sebuah terkandung dua unsur penting:

  1. Muncul hal-hal baru yang dapat memperkaya khasanah pengetahuan
  2. Pengguaan metode ilmiah untuk menjaga obyektifitas

tentang hal-hal baru yang dimaksud di atas tidak harus selalu bersifat positif. Misalnya kesuksesan suatu penelitian dalam menemukan produk baru. Sebaliknya kegagalan penelitian dapat pula menghasilkan hal-hal bru, asal kegagalan tersebut dapat dipertanggung jawabkan dengan ilmiah. Dengan demikian ukuran keberhasilan suatu penelitian diterimanya pertanggung jawabkan ilmiah dari penelitiantersebut.

Argumentasi di atas menjadi lebih relevan jika diterapkan pada kenyataan bahwa pada umumnya penelitian dilakukan dalam batasan – batasan waktu, tenaga dan biaya.

Metode ilmiah sangat penting dalam penelitian, karena metode ilmiah dapat menjaga konsistensi item-item penyusun khasanah pengetahuan yang didapatkan dari hasil penelitian. Metode ilmiah pada dasarnya merupakan kerangka yang mewadahi proses berfikir manusia agar selaras dengan prinsip prinsip logika. Pronsip prinsip logika bersifat universal, sehingga ia bersifat obyektif pula. Artinya hasil prosess berfikir yang berlandaskan logika yang tepat harus dapat diuji dan/atau dibuktikan oleh orang yang berbeda pada saat yang berlainan pula. Penerapan metode ilmiah dalam penelitian akan menjaga proses berfikir agar tidak menyeleweng, sehingga ia dapat berfikir positif

Hidup Adalah Pilihan

Tak akan pernah mengulang waktu yang telah berlalu,
ini artikel untuk memberikan motivasi anda untuk menghargai waktu. sebenarnya waktu yang anda miliki setiap detiknya sangatlah berharga dan anda pun tau itu dan sayangnya lagi masih saja ada orang yang tidak memanfaatkan waktu tersebut.

Apa yang anda fikirkan saat ini???????
masadepankah????

kebanyakan orang akan berfikir seperti itu ingat kebnyakan orang tidak semua lho....
sebenarnya didalam hidup ini yang perlu anda lakukan adalah kegiatan yang anda lakukan saat ini. kenapa demikian karena dengan kegiatan atau kelakuan anda saat ini maka anda akan menentikan masa depan anda sendiri.

pilihan???? kebanyakan pusing kalo disuruh memilih hehehe....
ini yang sering kita dengar saat akan memilih sekolah, Perguruan tinggi atau lapangan kerja, lagi lgi kita tidak akan bisa mengulang waktu sehhingga anda tidak akan dapat mengubah keputusan anda namun jika ada kesempatan berikutnya untuk memilih maka lakukanlah dengan penuh perhitungan.
pilihan yang anda lakukan saat itu merupakan menentukan langkah anda 2 atau 4 langkah kedepan demikian seterusnya sehingga pilihan anda menuntun anda sampai anda di akhirat kelak.

Apabila pilihan anda baik semoga saja pilihan anda menuntun anda menjadi orang yang sukses baik di dunia ataupun di aakhirat. namun jika pilahan anda buruk maka celakalah anda, namun anda dapat berusaha dengan emilih pilihan anda yang baik.

jadi intinya hidup adalah pilihan. pilihan anda saat ini akan menentukan 2 atau4 langkah anda kedepan. keep spirit!!!!!!!!!! ^_^

Sunday, October 30, 2011

Setting Proxy di Ubuntu

pertama pertama masuk kedalam terminal dan masuk ke super user atau root nya

 kemudian stelah masuk kedalam root ketik

nano /etc/apt/apt.conf


setelah itu isikan user name


Acquire::http::proxy "http://username:pasword@ip proxy:port/";
Acquire::https::proxy "https://username:pasword@IP proxy:port/";
Acquire::ftp::proxy "ftp://username:pasword@ip proxy:port/";


lihat contohnya di bawah ini


username di isikan dengan username yang anda gunakan dalam jaringan proxy tersebut 
pasword di isi dengan pasword anda
Ip Proxy merupakan IP jaringan proxy yang anda gunakan
port di isilkan dengan port yang anda gunakan


sselamat mencoba...... ^_^

Setting Lan di Ubuntu 11.10

Disini kita akan menyetting Lan pada Ubuntu 11.10 dengan menggunakan Terminal

langkah pertama yang di lakukan adalah masuk kedalam terminal

lalu yang kita lakukan adalah masuk ke dalam super usernya atau root
dengan mengetik sudo su dan masukkan pasword anda

kemudian ketik

nano /etc/network/interfaces

maka akan muncul kotak terminal dan masukkan kode seperti di bawah ini

auto lo
iface lo inet loopback

auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.170.72
         (ganti dengan IP komputer anda)
network 192.168.1.0           
(ganti dengan network anda)
netmask 255.255.255.0       
(isikan netmask anda)
broadcast 192.168.170.255 
(ganti dengan broadcast anda)
gateway 192.168.170.254    
(ganti dengan gateway jaringan anda)

Kata auto yang mendahului nama suatu interface menandakan bahwa interface tersebut akan dinyalakan secara otomatis pada saat booting. Interface lo tidak memiliki konfigurasi IP karena lo digunakan sebagai loopback sehingga memiliki IP yang pasti yakni 127.0.0.1. Alamat IP ini digunakan oleh komputer untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri.
Konfigurasi untuk eth0 harus diberikan karena interface ini dikonfigurasi menggunakan IP statis. Parameter-parameter yang harus disebutkan untuk jenis interface static adalah:
  1. address: menentukan IP address yang digunakan suatu komputer.
  2. network: menentukan Network Address komputer.
  3. netmask: menentukan subnet mask network komputer.
  4. broadcast: menentukan alamat broadcast yang digunakan komputer untuk memperkenalkan diri pada jaringan.
  5. gateway: menentukan default gateway yang digunakan apabila komputer tersebut mengirimkan paket data ke luar jaringan anggotanya
setelah semua di isi kemudian tekan 
ctrl+x kemudian y dan enter

setelah selesai untuk menjalankan settingan tersebut ketik

/etc/init.d/network.start
/etc/init.d/networking restart

maka selesai langkah langkah untuk menyetting lan di ubuntu anda
selamat mencoba.......



Profil






Data Pribadi / Personal Details

Nama / Name : Rudy Darmawan
Alamat / Address : Jl. Bumi Manti III No.40
Kampung Baru
Email : rudy.elektro@gmail.com
Jenis Kelamin / Gender : Laki - laki
Tanggal Kelahiran/Date of Birth : 24 Maret 1991
Status Marital / Marital Status : Belum Menikah
Warga Negara / Nationality : Indonesia
Agama / Religion : Islam

Riwayat Pendidikan/Educational Qualification

SD : SD N 6 Kelapa Tujuh (1997-2003)
SMP : SMP N 7 Kotabumi (2003-2006)
SMA : SMA N 3 Kotabumi (2006-2009)
Perguruan Tinggi : Universitas Lampung (2009-sekarang)

Share

Twitter Facebook Digg Stumbleupon Favorites More